Kenapa Plesteran Rumah Kamu Mudah retak? Ini Penyebab dan Solusinya

Plester dinding - plesteran retak rambut - plester tembok

Pusatpasir.com – Plesteran rumah yang retak setelah pembangunan selesai adalah masalah yang sering muncul di lapangan. Garis – garis halus atau bahkan retakan besar dapat merusak sampilan dinding dan mengurangi umur bangunan.

Masalah ini bisa dicegah sejak awal, asal kamu memahami penyebabnya dan memilih material yang tepat, terutama dalam hal pasir.

Pasir yang Tidak Sesuai

Salah satu penyebab utama retaknya plesteran adalah pasir yang kualitasnya kurang baik. Misalnya, pasir yang terlalu halus, mengandung banyak lumpur, atau tidak melalui proses pengayakan. Pasir jenis ini membuat campuran adukan jadi lemah dan daya rekatnya rendah.

Jika kamu ingin plesteran yang kokoh, gunakan pasir pasang ayak dengan kadar lumpur rendah. Pasir ini memiliki tekstur yang seragam dan lebih bersih, cocok untuk dinding luar maupun dalam.

Kondisi Campuran Tidak Seimbang

Banyak tukang yang mencapur pasir dan semen secara asal-asalan untuk mengejar waktu dan menekan biaya. Padahal, jika campurannya terlalu banyak pasir dan sedikit semen, hasil plesteran jadi mudah rapuh dan cepat retak.

Idealnya, plesteran dibuat dengan campuran 1 bagian semen dan 3 hingga 4 bagian pasir, tergantung pada jenis dinding dan lokasi pemasangannya.

Dinding Masih Basah saat Diplester

Plesteran yang diaplikasikan ke dinding yang belum cukup kering sangat rentan retak. Air dari dalam dinding akan terdorong keluar dan merusak permukaan plester.

Sebaiknya, tunggu minimal dua sampai tiga hari setelah pasangan bata selesai sebelum memulai proses plester. Pastikan kondisi dinding cukup kering dan tidak terlalu lembap.

Tidak Membuat Sambungan Plester

Kesalahan lain yang sering terjadi adalah memplester seluruh bidang dinding besar dalam satu waktu tanpa memberi sambungan. Akibatnya, terjadi penyusutan tidak merata yang menimbulkan retak memanjang.

Solusinya adalah mengerjakan plesteran secara bertahap dan memberi batas atau sambungan di setiap dua sampai tiga meter, terutama di area luar rumah yang terkena panas dan hujan.

Kurang Dibasahi

Air memegang peranan penting dalam proses plester. Dinding yang terlalu kering sebelum diplester, atau plesteran yang tidak terawat setelah pemasangan, akan kehilangan kelembapan terlalu cepat. Ini menyebabkan retakan kecil seperti rambut pada permukaan plester.

Untuk mencegah hal ini, selalu basahi dinding sebelum diplester dan lakukan penyiraman ringan pada plesteran selama beberapa hari setelah proses selesai.

Masalah pada Struktur Bangunan

Jika retakan muncul secara diagonal dan cukup besar, kemungkinan masalah bukan pada plester, melainkan pada struktur bangunan atau pondasi. Retak jenis ini tidak bisa diselesaikan dengan tambal-plester biasa dan perlu evaluasi teknis lebih lanjut.

Solusi

Gunakan pasir yang bersih, kadar lumpur rendah, dan campuran semen-pasir yang sesuai. Pastikan dinding kering, porses plester dilakukan bertahap, dan permukaan dirawat dengan cukup air setelah selesai.

Kesimpulan

Retaknya plesteran bukan sekedar masalah tampilan, bisa jadi tanda ada kesalahan dalam pemilihan material dan cara pengerjaan. Dengan memperhatikan kualitsa pasir, komposisi adukan, serta proses kerja yang benar, dinding rumah akan lebih awet dan bebas dari retakan.

Ingin Bertanya Lebih Lanjut?

Kenapa Harus Pusat Pasir?

Jual pasir, Pasir bangunan terbaik, harga pasir 1 petak

Dapatkan Spesifikasi Yang Tepat
Sesuai Dengan Kebutuhan Anda
Dengan Kualitas Yang Kami Jamin

0 %